Banyuwangi Metalhead(BWMH) terbentuk cukup lama untuk ukuran kota kecil seperti Banyuwangi. Komunitas ini terbentuk atas inisiatif Pandu, Pronk dan Po’cenk yang merupakan personil dari Band Maximum Penalty asal Banyuwangi. Atas rasa cinta dan kegemaran tehadap musik Metal, akhirnya mereka mendirikan komunitas Banyuwangi Metalhead(BWMH) pada tahun 2006. Namun karena minimnya pecinta musik cadas saat itu di kota Banyuwangi mereka menggabungkan diri dengan komunitas metal lainnya yang lebih dulu ada yaitu Banyuwangi Metal Gerilya(BMG) yang didirikan oleh Beres dkk, yaitu komunitas yang bergerak dalam musik ekstrim metal underground yang mengarah pada Death Metal, Black Metal, Gothic dengan budaya-budaya atau subkultur yang ada di dalamnya yang lebih mengedepankan pengaruh Death/Black Metal di era lawas 80-90an. Komunitas ini bermarkas di distro Hypnotize milik Beres.
Namun dikarenakan adanya perbedaan pemahaman dan pemikiran, akhirnya Pandu, Pronk dan Po’cenk mulai merenggang dengan BMG, mereka mulai jarang berkumpul dan aktif dengan segala kegiatan BMG. Dan waktu itu sempat vakum dikarenakan kesibukan masing-masing anggota, yaitu Pronk yang kuliah di jakarta, pandu yang kuliah di Surabaya dan Po’cenk yang sibuk dengan sekolahnya.
Kemudian Po’cenk, Vikry, Cemet, dan Agus yang sering nongkrong di Cafe Lesehan Campus tempat mereka biasa sharing tentang dunia percadasan dan mereka juga sesama pecinta musik metal, akhirnya mereka sepakat mendirikan kembali BWMH yang sudah lama vakum. Kemudian pada awal tahun 2009 berdirilah kembali BWMH yang beranggotakan Po’cenk, Vikry, Cemet, Pandu dan Agus. Lalu pertangahan 2009 mulai banyak anggota yang masuk yang ingin mengetahui dan ingin belajar banyak tentang musik, yaitu Anisa, Dora, Bobby, Ulfa, Selly, Yula, Dwi, Voni. Dan pada bulan April Pronk kembali dari studinya di Jakarta. Dan kemudian komunitas ini mulai berkembang dan betambah beberapa anggota yaitu Obleh, Kartolo, Rudi,Candra dan Daeng.
Lalu pada bulan Agustus mereka membuat agenda yaitu event indie kolektif bertitel “Minus Pop”. Itu merupakan agenda awal dari BWMH. Kemudian dari acara tersebut nama BWMH mulai dikenal oleh masyarakat, dan dengan hal tersebut jadi menarik perhatian metalhead lainnya yang mungkin belum mengenal komunitas yang ada di kotanya saat itu dan belum mempunyai wadah untuk berbagi atau sharing pengetahuan dan pengalaman tentang dunia percadasan. Dan akhirnya bergabunglah Dickie dan Deemaz sebagai anggota baru BWMH. Dan mereka langsung aktif dan ikut berkontribusi dalam seluruh kegiatan BWMH. Pada waktu itu “Metal VS POP” menjadi agenda kedua mereka. Dickie dan Deemaz yang tempat tinggalnya lumayan jauh dari domisili para anggota BWMH juga mengajak bergabung Nanang dan Mamank untuk menjadi anggota BWMH.
Lalu Setelah Metal VS POP selesai digelar, kembali kedatangan anggota baru Gober dan Wahyu. Hingga saat ini komunitas ini masih mempunyai cita-cita mengembangkan musik metal maupun indie di kota mereka. BWMH masih maerangkul siapa saja yang ingin bergabung dengan kami, siapa saja dari golongan mana saja yang ingin memperdalam pemahaman tentang musik khususnya metal. Kami juga mengutamakan attitude atau sikap yang ada dalam ideologi metal itu sendiri. Yaitu mengajarkan bagaimana hidup dinamis, survive, tidak cengeng, dan mempunyai semangat individu tanpa melihat fenomena musiman atau hal yang nge-trend dikalangan masyarakat tanpa memperhitungkan kualitas dan manfaatnya. Agenda terakhir mereka adalah Metal VS POP 2 pada Agustus 2010.