Laman

Senin, 06 Desember 2010

BANYUWANGI METALHEAD


Banyuwangi Metalhead(BWMH) terbentuk cukup lama untuk ukuran kota kecil seperti Banyuwangi. Komunitas ini terbentuk atas inisiatif Pandu, Pronk dan Po’cenk yang merupakan personil dari Band Maximum Penalty asal Banyuwangi. Atas rasa cinta dan kegemaran tehadap musik Metal, akhirnya mereka mendirikan komunitas Banyuwangi Metalhead(BWMH) pada tahun 2006. Namun karena minimnya pecinta musik cadas saat itu di kota Banyuwangi mereka menggabungkan diri dengan komunitas metal lainnya yang lebih dulu ada yaitu Banyuwangi Metal Gerilya(BMG) yang didirikan oleh Beres dkk, yaitu komunitas yang bergerak dalam musik ekstrim metal underground yang mengarah pada Death Metal, Black Metal, Gothic dengan budaya-budaya atau subkultur yang ada di dalamnya yang lebih mengedepankan pengaruh Death/Black Metal di era lawas 80-90an. Komunitas ini bermarkas di distro Hypnotize milik Beres.
Namun dikarenakan adanya perbedaan pemahaman dan pemikiran, akhirnya Pandu, Pronk dan Po’cenk mulai merenggang dengan BMG, mereka mulai jarang berkumpul dan aktif dengan segala kegiatan BMG. Dan waktu itu sempat vakum dikarenakan kesibukan masing-masing anggota, yaitu Pronk yang kuliah di jakarta, pandu yang kuliah di Surabaya dan Po’cenk yang sibuk dengan sekolahnya.
Kemudian Po’cenk, Vikry, Cemet, dan Agus yang sering nongkrong di Cafe Lesehan Campus tempat mereka biasa sharing tentang  dunia percadasan dan mereka juga sesama pecinta musik metal, akhirnya mereka sepakat mendirikan kembali  BWMH yang sudah lama vakum. Kemudian pada awal tahun 2009 berdirilah kembali BWMH yang beranggotakan Po’cenk, Vikry, Cemet, Pandu dan Agus. Lalu pertangahan 2009 mulai banyak anggota yang masuk yang ingin mengetahui dan ingin belajar banyak tentang musik, yaitu Anisa, Dora, Bobby, Ulfa, Selly, Yula, Dwi, Voni.  Dan pada bulan April Pronk kembali dari studinya di Jakarta. Dan kemudian komunitas ini mulai berkembang dan betambah beberapa anggota yaitu Obleh, Kartolo, Rudi,Candra dan Daeng.
Lalu pada bulan Agustus mereka membuat agenda yaitu event indie kolektif bertitel “Minus Pop”. Itu merupakan agenda awal dari BWMH. Kemudian dari acara tersebut nama BWMH mulai dikenal oleh masyarakat, dan dengan hal tersebut jadi menarik perhatian metalhead lainnya yang mungkin belum mengenal komunitas yang ada di kotanya saat itu dan belum mempunyai wadah untuk berbagi atau sharing pengetahuan dan pengalaman tentang dunia percadasan. Dan akhirnya bergabunglah Dickie dan Deemaz sebagai anggota baru BWMH. Dan mereka langsung aktif dan ikut berkontribusi dalam seluruh kegiatan BWMH. Pada waktu itu “Metal VS POP” menjadi agenda kedua mereka. Dickie dan Deemaz yang tempat tinggalnya lumayan jauh dari domisili para anggota BWMH juga mengajak bergabung Nanang dan Mamank untuk menjadi anggota BWMH.
Lalu Setelah Metal VS POP selesai digelar, kembali kedatangan anggota baru Gober dan Wahyu. Hingga saat ini komunitas ini masih mempunyai cita-cita mengembangkan musik metal maupun indie di kota mereka. BWMH masih maerangkul siapa saja yang ingin bergabung dengan kami, siapa saja dari golongan mana saja yang ingin memperdalam pemahaman tentang musik khususnya metal. Kami juga mengutamakan attitude atau sikap yang ada dalam ideologi metal itu sendiri. Yaitu mengajarkan bagaimana hidup dinamis, survive, tidak cengeng, dan mempunyai semangat individu tanpa melihat fenomena musiman atau hal yang nge-trend dikalangan masyarakat tanpa memperhitungkan kualitas dan manfaatnya. Agenda terakhir mereka adalah Metal VS POP 2 pada Agustus 2010.

MAXIMUM PENALTY, Banyuwangi Metalcore



Maximum Penalty

Jika bicara Metal “Modern”, mungkin sebagian kalangan menganggap adalah band ini adalah band kontemporer yang hanya sedikit pemahaman tentang musik metal atau mengatasnamakan istilah “Metal” bagi para poser untuk menarik perhatian atau sekedar gaya-gayaan bahkan mungkin memang salah pengertian terhadap musik yang mereka mainkan. Namun band yang satu ini tidak demikain, karena mereka tahu betul akan musik dan scene yang mereka geluti saat ini. Yaitu “The True Metal Rules” tanpa embel-embel genre lain seperti Emo/Post Hardcore yang biasa menyebut diri mereka adalah “Metalhead”, namun dalam kenyataannya mereka hanya poser, hal seperti itu sangat di tolak dan di buang jauh-jauh oleh para personel Maximum Penalty.

Band yang pada awalnya lebih dikenal “Sohoku” ini adalah grup musik  beraliran Nu Metal dari Banyuwangi. Band ini terbentuk sekitar pertengahan tahun 2004 dengan  personil awal Po’cenk(lead gitar), Pronk(drum), Pandu(gitar vocal), Agus Londo(bass), Andi(vocal) yang banyak pengaruh dari POD,  System Of A Down, KORN, Mudvayne, Limbizkit dll . Karena kesibukan masing-masing  personil band sempat stagnan dan vakum selama beberapa waktu hingga pertengahan 2005.

Dengan formasi baru terbentuk lagi dengan nama ”Maximum Penalty” Pronk(drum), Po’cenk(lead gitar), Pandu(vocal gitar) dan Sugeng(bass). Nama band ini tercetus begitu saja berawal dari kegemaran masing-masing personil terhadap sepak bola. Pada formasi barunya, Maximum Penalty lebih condong ke Metalcore dan Hardcore ala Killswitch Engage, As I Ly Dying, Unearth, Divine Heresy, Atreyu, ShadowsFall, Hatebreed, Terror, Madball, Kingdom Of Sorrow, Earth Crisis dan sedikit Riff Thrash Metal ala Metalica dan Pantera. ”Wellcome To The Hell”, Maximum Penalty bisa dikatakan pencetus band metalcore pertama di Banyuwangi saat itu karena sebelumnya blum ada band Metalcore di Banyuwangi. Sampai saat ini line up Maximum Penalty yaitu po’cenk(lead guitar), Vikri(drum), Boby(bass), Pronk(guitar 2), Pandu(vocal). Sebelumnya telah banyak bongkar pasang personil mulai th 2006 sampai sekarang. Di tahun 2009,band telah mengeluarkan 1 single yaitu “Fucking Terror” sebagai wujud penentangan atas doktrin-doktrin teroris dan aksi pengeboman di Indonesia oleh Teroris. Singel tersebut jadi anthem mereka yang sering mereka bawakan dalam gigs-gigs dan event di Jawa dan Bali. Selain itu mereka sering membawakan lagu dari As I Lay Dying, Killswitch Engage, Lamb Of God, Unearth, Hatebreed, Walls Of Jericho dll. Dan untuk ke depannya band ini akan terus berkarya dengan menciptakan single baru yang masih dalam proses.

Mantan-mantan personil :

1. Andi
2. Sugeng
3. Agus londo
4. Ogep
5. Agus Esoteric
6. Hendra Esoteric
7. Yula

Personil saat ini :

1. Po’cenk
2. Pronk
3. Pandu
4. Boby
5. Vikri

DISEMBODIED, Band Brutal Death Metal Asal Kota Gandrung Banyuwangi




DISEMBODIED

Awal mula berdirinya disembodied hanyalah keisengan antatar si lolo dan si kacung yang ingin memainkan musik di jalur death metal pada pertengahan tahun 2005 di mana mereka berdua masih terikat dengan band masing2, si lolo di bloody insane ( death metal ), serta si kacung di Kepaten ( black metal ).
Pada mula...nya memang berdua karena masih di dalam tahap percobaan serta untuk saling mengenal lebih dekat satu dengan yang lainnya untuk mencari karakter pada mereka.

Awal tahun 2006 masuklah si pay yang dari kepaten untuk mengisi pada vokal akan tetapi si pay tidak bisa bertahan lama dan posisinya di gantikan si dedi
Setelah melewati waktu dan beberapa gigs, Disembodied atau DBD sempat vakum di karenakan sang gitaris si lolo merantau jauh dan pada kesempatan ini sang drummer si kacung menggunakan waktu ini untuk mencari personil baru, yaiutu si upik ( Savior of god ) pada gitar dan si adim pada bass.

Pertengahan 2007 si lolo kembali dari negeri rantau guna kembali untukmelanjutkan perjalanan death metal bersama DBD sehingga DBDberpersonilkan 5 orang, akan tetapi si upik tidak bisa bertahan lamakarena dia lebih memilih di SAVIOR OF GOD dan si dedi sibuk akankeluarga dan pekerjaan sehinnga DBD menyisakan 3 personil ...saja ditambah lagi si lolo kembali merantau di akhir 2007 menyebabakan DBDvakim kembali.
Pertengahan 2008 si lolo kembali lagi di iringi masuknya mohammed padavokal DBD hidup kembali untuk beberapa waktu, di saat inilah kembaliDBD kehilanagan personil lagi yaitu si adim di karenakan akan menikahakan tetapi langsung di isi oleh si ableh.
DBD memainkan musik jenis death metal yang terpengaruh oleh Suffocation, Dying Fetus, Siksa Kubur, dan Beheaded
Disembodied juga telah mengeluarkan beberapa singel yang biasa mereka bawakan di gigs-gigs maupun event metal diantaranya "Jeroning Roso Loro Ing Tumpahe Getih" dan "Killed By Murder".